Donor ASI menurut Islam

Bagaimanapun hebatnya susu formula, belum ada yang mampu menandingi manfaat ASI bagi bayi. Komposisi nutrien yang terkandung di dalam ASI sangat tepat dan ideal untuk tumbuh kembang bayi, selain juga memenuhi kebutuhan dasar anak akan kasih sayang dan stimulasi.
Saat ini di Indonesia lagi ngetrend donor ASI. Hal ini dilakukan karena tidak sedikit Ibu yang tidak dapat menyusui bayinya sementara di lain pihak banyak para ibu yang memiliki ASI berlimpah sehingga sayang untuk dibuang dan memilih untuk mendonorkannya. Di Indonesia kegiatan seperti ini diwadahi oleh AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia).

Bagaimanakah donor ASI menurut Islam? Dalam pandangan Islam, bayi yang mendapat ASI dari ibu lain sebetulnya bukan hal baru. Soalnya Rasulullah SAW mendapatkan ASI melalui ibu susuan.
Anak yang mendapat ASI dari donor sama hukumnya dengan anak kandung, yaitu mahram, tetapi bukan dalam hal ahli waris. Begitu juga anak-anak si ibu susu menjadi saudara sepersusuan anak-anak tersebut sehingga jatuh hukum tahrim atau haram kawin.
Mengenai hukum pemberian donor ASI ini, ada beberapa mazhab. "Empat mazhab menyebutkan, apa pun cara pemberiannya, baik disusui langsung atau diperah, meski cuma diberikan satu kali, tetap memberi dampak hukum adanya hubungan mahram" Menurut ust Faizah dari Komisi Fatwa MUI.
Namun ust Yusuf Qardhawi mengatakan ada beberapa syarat sebelum ditetapkan sebagai saudara sesusuan diantaranya sebagai berikut :
- menyusui langsung (bukan minum ASI peras),
- dilakukan selama 5 hari berturut-turut,
- anak berusia dibawah 2 tahun,
- dan si bayi tidak minum apapun kecuali asi (eksklusif).

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, kalau menurut saya untuk mencegah terjadinya kesalahan sebaiknya tiap donor ASI mengenal keluarga bayi sehingga bisa memperluas Ukhuwah Islamiyah. Sehingga kelak jika si bayi besar bisa mencegah terjadinya perkawinan dengan saudara sesusuan.
Mengenai cara pemberian, ust. Faizah merekomendasikan agar diberikan langsung atau disusui langsung. "Ikatan batinnya lebih kuat jika anak disusui langsung dari payudara ibunya. Selain itu, komposisi ASI yang diberikan langsung juga mungkin lebih baik daripada yang sudah diperah dan disimpan dalam kulkas," ujarnya.

dikutip dari berbagai sumber.

21 komentar:

  1. dilakukan selama 5 hari berturut2.. jadi kalau cuma satu kali menyusui apa tidak disebut saudara sesusuan?

    BalasHapus
  2. ini biasa yang belum dimengerti oleh masyarakat kecil sob sehingga meski saudara sesusuan tapi tetap kawin , tapi syukurlah para khatib sudah membahasnya termasuk anda di blog ini , informasi yang sangat berguna

    BalasHapus
  3. @ nietha : itu menurut ust Yusuf Qardhawi, sedangkan beberapa ulama lain mengatakan asal pernah disusui.

    BalasHapus
  4. Perlu disebarluaskan info ini, menurut saya hendaknya langsung disusui, dengan demikian dapat diketahui kesehatan yang menyusui dan hukumnya jelas!

    BalasHapus
  5. buat bekal besok kalo dah punya istri nih, ternyata menyusui juga ada aturannya yah....

    BalasHapus
  6. sangat berguna infonya buat kaum muda islam
    yang kadang suka terlewatkan hal2 yg seperti ini

    BalasHapus
  7. informasi yang sangat bermanfaat, ijin u di-share di FB. Salam

    BalasHapus
  8. Ternyata tidak hanya ada donor darah juga ada donor ASI. Trims pencerahannya yang menarik. Salam sukses.

    BalasHapus
  9. memang betul, akan jauh lebih besar manfaat nya kalo asi diberikan langsung.

    BalasHapus
  10. terimakasih atas kunjungannya bro , mampir sore

    BalasHapus
  11. salam kenal..!

    Kunjungn pertamaq..!

    BalasHapus
  12. hmmm,,,
    seperti kasus mantanku wakakkak
    kasihan dia...
    pacaran sama orang yg ternyata dulu ibu dari pacarnya pernah menyusui dia...

    :P

    BalasHapus
  13. jadi inget sama pelajaran fiqih waktu masih Tsanawiyah

    BalasHapus
  14. Sejak dulu saya sering mikir2, gmn mencegah terjadinya perkawinan saudara pada masyarakat yg memiliki kebiasaan donor ASI.

    Seperti pada jaman Rosulullah, ibu susu beliau adalah ibu susu profesional, alias menyusui bayi dari keluarga lain memang merupakan pekerjaannya. Nah, bagaimana menjaga agar tidak terjadi perkawinan antara anak-anak susunya itu ya?

    BalasHapus
  15. misi bu....

    numpang corat coret lagi XD

    BalasHapus
  16. info yang sangat bermanfaat sekali gan.terima kasih banyak sudah berbagi ilmu.

    BalasHapus
  17. hal seperti ini nih yang sering di anggap sepele oleh sebagian orang padahal ini pengetahuan sangat penting untuk menghindari kejadian pernikahan dalam satu susuan ibu.

    BalasHapus
  18. semoga infonya bisa bermanfaat buat orang banyak sob. salam kenal aja dan sukses selalu.

    BalasHapus
  19. mudah mudahan selain infonya bermanfaat juga merupakan nilai ibadah di mata alloh swt.

    BalasHapus
  20. artikel yang bagus nih,ijin nyimak ya.

    BalasHapus

Komentar Anda Sangat Berarti